BINTUNI, JAGAMELANESIA.COM – Masyarakat adat Kuri di Kabupaten Teluk Bintuni melakukan pemalangan terhadap Camp 27 PT Wukira Sari. Aksi pemalangan tersebut dilakukan sebagai bentuk protes masyarakat terhadap dampak aktivitas perusahaan bagi masyarakat lingkungan hidup masyarakat adat setempat.
Akibatnya, beberapa kendaraan oprasional PT Wukira Sari nampak berhenti beroperasi dan bertempat di Camp 27 Kaimana, Distrik Arguni Atas. Perwakilan masyarakat Kuri Emis Yaumina menyampaikan, pemalangan dilakukan juga untuk mempertanyakan kesepakatan atau MoU perusahaan tersebut yang diberlakukan di daerahnya.
“Hal ini kami lakukan agar pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya segera merespons aspirasi masyarakat adat Kuri. Terutama terhadap kesepakatan atau MoU perusahaan yang diberlakukan di Kaimana,” kata Emis, Kamis (16/3/2023).
Mewakili masyarakat, Emis menyayangkan adanya dampak dan kerugian yang dirasakan masyarakat atas beroperasinya perusahaan tersebut. Dirinya juga menyebut, sungai yang merupakan sumber pangan masyarakat juga turut tercemari limbah dari aktivitas perusahaan itu.
Oleh sebab itu, dirinya berharap keluhan dan aspirasi masyarakat ini dapat segera ditindaklanjuti oleh pemda dan segera diperoleh penyelesaian-penyelesaian yang tidak merugikan masyarakat setempat.
“Saya juga sangat berharap pemerintah hadir dan melihat hal ini. Kami masyarakat merasa sangat dirugikan. Hasil hutan kami dibawa dan hanya puing-puing yang tersisa sebagai limbah bagi kami, limbah itu juga mencemarkan semua sungai yang digunakan sebagai sumber konsumsi masyarakat kami,” tegasnya.
Selain itu, Emis juga melaporkan persoalan ini kepada Danramil Bintuni. Dirinya berharap aparat keamanan dapat mendukung dan melindungi hak dan ruang hidup masyarakat adat.
“Agar kalau bisa ada petugas dari Bintuni untuk ditugaskan ke lokasi. Bukan hanya petugas dari Kaimana saja,” tutupnya. (UWR)
