JAKARTA, JAGAMELANESIA.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua tahun 2021 kembali mengirimkan puluhan pelajar Orang Asli Papua (OAP) ke Amerika untuk mengenyam pendidikan disana. Pengiriman pelajar ke berbagai universitas ternama di negara adidaya itu merupakan wujud dari komitmen Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH, membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Papua.
Hal itu dikemukakan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Papua, Aryoko AF Rumaropen, SP.M.Eng, di Jakarta.
“Visi Gubernur dan Wakil Gubernur Papua adalah Papua Bangkit, Mandiri Dan Sejahtera Yang Berkeadilan. Sedangkan salah satu misinya adalah memantapkan kualitas dan daya saing SDM. Wujudnya antara lain adalah memfasilitasi putra-putri asli Papua terbaik mengenyam pendidikan di berbagai universitas di dalam negeri maupun luar negeri melalui progam beasiswa siswa unggul Papua,” jelas Aryoko.
Dikemukakan Aryoko, pada awal Mei 2021, Pemprov Papua melepas 30 mahasiswa- mahasiswi unggul Orang Asli Papua (OAP) untuk belajar di luar negeri khususnya di Amerika Serikat.
Pelepasan putra-putri OAP itu dilaksanakan di Bali Room, Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (3/5/2021) malam. Mereka melanjutkan studi di beberapa universitas ternama yang masuk dalam Top USA National Ranking University in USA, diantaranya The Ohio State University, Michigan State University, Western Michigan University, The University Of Kansas, Auburn University dan Louisiana State University.
Dia mengatakan mahasiswa dan mahasiswi unggul Papua itu diharapkan dapat menjadi Duta Papua khususnya dan Indonesia umumnya, ketika sedang kuliah di luar negeri ini.
“Saya berpesan kepada kalian, belajarlah dengan sungguh-sungguh agar kelak pulang kalian akan dapat memajukan Papua,” kata Aryoko.
“Ingat selalu bahwa tugas kalian hanya belajar menimba ilmu. Jaga diri sebaik mungkin karena kalian adalah duta-duta pilihan Papua-Indonesia,” sambungnya.
Dijelaskan Aryoko, Pemprov Papua hanya sebatas menyediakan fasilitas. Namun demikian pihaknya berharap kepada mahasiswa-mahasiswi unggul Papua dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan dengan meraih prestasi akademik yang membanggakan.
Menurut Aryoko, pelepasan 30 mahasiswa-mahasiswi Papua tahun 2019 belajar ke Amerika Serikat (Michigan University) ini merupakan tahun ke-12. Program ini didanai sepenenuhnya dari anggaran Otonomi Khusus (Otsus) Papua di bawah kendali Gubernur Lukas Enembe, SIP, MH, dan Wakil Gubernur, Klemen Tinal, SE, MM.
Sejak digulirkan hingga tahun 2009, sudah ada 1.051 penerima beasiswa dan sebanyak 600 diantaranya menempuh pendidikan di luar negeri dan selebihnya menjalani pendidikan di universitas ternama di dalam negeri.
“Kami bangga dengan kepedulian bapak Gubernur Lukas Enembe dan bapak wakil Gubernur Klemen Tinal yang pada periode kedua memimpin Papua tetap mendukung program pendidikan dengan mengirim putra-putri asal Tanah Papua belajar ke luar negeri,” terang Aryoko.
“Kami sangat berharap dimasa mendatang program ini tetap dilanjutkan untuk menyiapkan SDM asli Papua, sehingga ke depan Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera,” lanjutnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), Timotius Wakur, S.Th, mengemukakan kalau Papua ingin maju maka harus banyak pemuda-pemudinya yang menimpa ilmu di luar negeri.
Hal inilah yang menjadi pendorong Gubernur Lukas Enembe beserta Wakilnya Klemen Tinal dan DPRP Papua untuk menggulirkan program beasiswa belajar universitas luar negeri. Bahkan Lukas Enembe mengalokasikan dana pendidikan 30 persen dari Otsus.
“Dari dana itu 20 persen untuk pendidikkan di luar negeri. Saya bisa mengatakan, Lukas Enembe lahir tepat untuk kemajuan anak-anak Papua. Semoga program ini terus berlanjut demi terwujudnya Papua Bangkir, Mandiri dan Sejahtera,” ujarnya.
Founder dan CEO Jakarta International College (JIC), Dr. Wenny Susanto, mengemukakan 30 putra-putri Papua tersebut merupakan bagian dari 45 penerima beasiswa Siswa Unggul Papua 2019 yang selama ini dibina di Jakarta International College. Para penerima beasiswa Otonomi Khusus ini telah memiliki 45 SKS dalam studi mereka.
“Untuk angkatan tahun 2019 ada 100 siswa yang menjalani seleksi. Dari jumlah itu terpilih 45 orang yang mampu lolos untuk menerima beasiswa belajar di luar negeri. Sedangkan sisanya tetap diberikan beasiswa oleh Pemerintah Papua untuk belajar di dalam negeri,” kata Wenny. (rls)