YAHUKIMO, JAGAMELANESIA.COM – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka mengeluarkan rilis pada Rabu (19/5) menyebutkan bahwa pihaknya mengakui dan bertanggung jawab atas serangan terhadap prajurit TNI di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua. Penyerangan tersebut dilakukan oleh pasukan TPNPB-OPM KODAP 16 Yahukimo pada Selasa (18/5) Pukul 11:30 WIT.
Penyerangan dilaporkan dilakukan di bawah komando Komandan Batalyon Stepen Wakla dan Komandan Operasi Lapangan Dirmeck Yando dari Batalyon Mekmembenal Kodap XVI Yahukimo menyebutkan telah menembak dua prajurit TNI hingga tewas dan merampas 3 senjata. TPNPB menyebut kedua prajurit TNI adalah Prada Ardi Yudi dan Praka Alif Nur yonif yang merupakan para Raider Pamrahwan 432/WSJ.
“Hari selasa tanggal 18/05/2021 pukul 11:30 Wpb, bertempat di Camp PT Pentagon Terang Asli, projek tanggul di Kali Brasa, dua prajurit Yonif para raider pamrahwan 432/WSJ yang tewas dan rampas 2 pucuk senjata SS1 dan 1 pistol yang dipegang oleh petugas pengamanan Nop Goliet Dekai, dan anggota TNI ini juga para utusan dari pusat yang ditempatkan di Yahukimo,” bunyi rilis tersebut.
Sementara itu, TPNPB juga merampas 3 pucuk senjata milik prajurit TNI. Ketiga senjata itu adalah dua pucuk senjata SS1/MXI dan satu pistol. Selain itu, penyerangan dan perampasan disebut terjadi di pinggir Kali Brasa, Yahukimo, Papua.
“Dirmeck Yando melaporkan Dekai jam 12:35 Wpb, kami telah tembak mati dua anggota TNI kolonial Indonesia dan 1 Anggota kritis dan dua pucuk senjata SS1 & 1 Vistol kami sudah rampas di tangan dari tangan TNI Kolonial Indonesia di pinggir kali Brasa. Kami tidak lari kemana-mana, kami masih eksis di lapangan Dekai,” ujarnya.
Melalui rilis tersebut, TPNPB menyatakan bahwa penyerangan di Yahukimo Papua merupakan bentuk penolakan terhadap Otsus sekaligus tuntutan kemerdekaan untuk Papua. TPNPB menekankan, pihaknya tak menyerah dan terus berjuang hingga memperoleh kemerdekaan.
“Terus elit-elit politik Gubernur, Bupati dan Tokoh Kepala suku jajarannya terima Otsus wilayah Yahukimo itu individu orang, bukan dengan TPNPB-OPM dan rakyat Papua, kami tolak 100%. Penembakan ini termasuk bagian dari penolakan Otsus dan tuntut hak kemerdekaan kami bangsa Papua, dan ingat bahwa kami akan terus berjuang sampai Papua merdeka penuh dari tangan pemerintah kolonial Indonesia,” tambahnya.