BerandaDaerahBulan Depan, Venue Panahan dan Asrama Harus Rampung

Bulan Depan, Venue Panahan dan Asrama Harus Rampung

JAYAPURA, JAGAMELANESIA.COM – Ketua Pengurus Provinsi Panahan Indonesia (Pengprov Perpani) Papua, Dr. Juliana J. Waromi, SE. M, Si  bersama Wakil Ketua Perpani Papua, Hengky Sawaki serta para pengurus Perpani meninjau venue Panahan dan sekaligus mengecek pembangunan asrama atlet yang letaknya berada di kawasan Stadion Lukas Enembe, Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura.

Meskipun venue masih dalam tahap pembangunan, tapi progresnya sudah sangat baik dan sudah mencapai 87 persen. Untuk itu,  pengurus Perpani berharap venue ini segera rampung dan para atlet panahan bisa fokus untuk berlatih dengan maksimal.

Ketua Pengprov Perpani Papua, Dr. Juliana J. Waromi, SE. M, Si  mengatakan, para atletnya baru saja mengikuti kejuaraan di Bali dan 8 medali emas. Itu merupakan kebanggaan dan kebahagiaan bagi Pengurus  Perpani Papua.

Oleh sebab itu,  pihaknya ingin melihat venue panahan, guna memastikan kesiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XX  yang akan digelar para 2-15 Oktober 2021 mendatang.

“Kami turun melihat venue dan masih banyak kekurangannya.  Untuk itu saya berharap kalau bisa kontraktor yang menangani penginapan atlet secepatnya menyelesaikan pengerjaannya,” ungkapnya.

Kendati demikian dirinya serta pengurus Perpani Papua lainnya berharap, kalau bisa awal Mei sudah harus rampung semua, sehingga terkait mobile airnya dan furniture yang ada di dalam kamar para atlet dan ruangan yang harus dibenahi, itu bisa secepatnya diperhatikan oleh  PB PON.

Sebab tandas Juliana Waromi, jika ini belum selesai dan belum ada perhatian, maka semua akan berantakan. Sehingga harus fokus ke hal ini.  “Makanya tadi saya berharap kepada kontraktor, kalau bisa dikerjakan secepatnya dan kalau bisa selesai di awal bulan Mei, supaya ada kesiapan oleh PB PON terkait isinya,” harapnya.

Untuk kesiapan atletnya kedepan, pihaknya berharap jika venue sudah rampung, maka atlet bisa kembali ke Papua dan berlatih serta menyesuikan diri pada venue PON yang sedang dibangun ini.

“Artinya mereka bisa adaptasi dengan kondisi lapangan maupun lingkungan. Paling tidak 1 – 2 bulan sebelum mengikuti pertandingan.  Tapi kalau ini semua belum rampung, lalu bagaimana dengan kesiapan atlet nantinya. Takutnya semangat mereka kendor, padahal mereka sudah bersemangat sekali untuk mengikuti pertnadingan. Ya atletnya memang  masih di  Karangannyer (Solo), mereka masih mengikuti pelatihan disana dan mereka masih berlatih terus,” ungkapnya. 

Hal senada dikatakan Wakil Ketua Perpani Papua, Hengky Sawaki bahwa ia pun berharap secepatnya rampung sehingga para atlet bisa berlatih.

“Nah disitu yang saya lihat dam memang tadi masih ada beberapa kekurangan, seperti yang di lapangan harus ada tribun, harus ada pagar karena disebelahnya ada penduduk dan sekolah makanya kita mau harus ada birboad diatas timbunan itu, supaya menjaga kemungkinan-kemungkinan yang tidak kita inginkan semua. Tapi saya lihat semua sudah cukup bagus. Dari kita tidak punya jadi punya. Jadi semua sudah cukup bagus, walaupun masih ada sedikit yang peru di benahi atau ditambahkan,” kata Hengky Sawaki.

Terkait lapangan kenapa harus diberi pagar sebab kata Hengky Sawaki, biar tidak sembarang orang bisa keluar masuk lapangan sehingga rumputnya bisa terjaga.

“Lihat aja di Senayan nggak ada orang yang bisa keluar masuk sembarangan. Kemudan lapangan pemanasannya juga sudah cukup bagus,” ungkapnya.

Mengenai asrama Panahan, kata Hengky Sawaki, harus di buatkan satu tempat lagi karena didepannya masih ada lahan yang luas dan datar, sehingga bisa dibuatkan satu tempat lagi semacam aula.

“Mau satu lantai juga tidak apa-apa yang penting ada, karena itu bisa dijadikan ruang makan atau tempat pertemuan. Sayang kalau anak anak harus makan di kamar itu kan tidak bagus. Jadi harus ada satu ruang khusus untuk mereka bisa makan dan lakukan pertemuan. Itu kan masih ada sepetak tanah yang bisa digunakan lalu di pagari,” tukasnya.

Apalagi kata Hengky,  di asrama panahan ini ada dua lantai dan jumlah kamar ada 19. Lantai bawah delapan dan lantai atas juga delapan. Memang sebelumnya mau di porsis  tiap kamar mau diisi  delapan orang atliet,  tapi itu kurang bagus sehingga harus diisi enam atliet di setiap kamar.

” Jadi tiga tempat tidur susun dan masing-masing lengkap dengan lemari dan mungkin ada meja sehingga ada ruang yang longgar buat mereka (atlet),” jelasnya.

Hengky Sawaki menambahkan, yang jadi persoalan nanti kedepannya, kami harus atur ini dengan baik lagi. “Apakah cabor Panahan, atletnya masih bisa pakai  asrama itu. Ini kan kita tidak tahu. Mudah mudahan ibu ketua sudah bisa fikirkan hal itu,” pungkasnya.

Sumber: Diskominfo Papua

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru