TERNATE, JAGAMELANESIA.COM – Pemerintah Jawa Timur dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara, akhirnya melakukan hubungan misi dagang.
Hubungan yang ditandai dengan kegiatan misi dagang ini, berlangsung di Hotel Sahid Bela, Kamis (8/4), yang dihadiri langsung oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, dan Gubernur Malut, KH. Abdul Gani Kasuba.
Pemerintah Jawa Timur melalui Kadisperindag Jatim, Dr. Ir. Drajat Irawan, SE.,MT, saat disambangi awak media usai kegiatan misi dagang, menyampaikan bahwa, diakhir 2020 neraca perdagangan antara Kota Ternate dengan Jawa Timur, surplusnya ada di Jawa Timur.
“Mudah-mudahan dengan adanya misi dagang ini, antara Ternate dan Jawa Timur dapat berimbang atau maju bersama-sama. Karena jika dilihat barang-barang yang ke Ternate kurang lebih senilai Rp1,3 triliun. Sementara dari Ternate ke Jatim hanya berkisar kurang lebih Rp900 miliar,” ungkapnya.
Drajat melanjutkan, menurutnya perdagangan antara Jatim dengan negara lain sangatlah penting. Sebab ketika melakukan perdagangan dengan negara-negara lain, itu dapat mengoptimalkan komoditinya. Sehingga terjadi satu sinergi yang luar biasa.
“Tetapi ketika dihadapkan dengan pandemi Covid-19, hubungan antara Jatim dengan negara lain mengalami defisit minus Rp1,8 triliun. Sebaliknya, hubungan antara Jatim dengan pulau atau provinsi itu mengalami suplus Rp91 triliun lebih,” katanya.
Drajat menuturkan, hubungan perdagangan antar provinsi memang sangat luar biasa, termasuk antara Jatim dengan Malut. Dirinya pun sangat berharap, agar sama-sama bersinergi dan berkesinambungan bangkitkan ekonomi negara, baik itu Maluku Utara maupun Jawa Timur.
“Saya berharap, ada komunikasi aktif antara kedua provinsi. Gubernur masing-masing pun sudah saling bersinergi dengan disertai perjanjian kerja sama, sekaligus menandatangani MOU diantara tiga lembaga, yakni Disperindag Malut dan Disperdag Jatim, Dinas Koperasi dan UMKM Jatim dan Malut, serta Dinas DPMPTSP Malut dan Jatim,” ujarnya. (Ano)