BerandaDaerahAktivitas Proyek Kembali Aktif, Warga Bintuni Ancam Palang Proyek

Aktivitas Proyek Kembali Aktif, Warga Bintuni Ancam Palang Proyek

TELUK BINTUNI, JAGAMELANESIA.COM – Tiga perusahan besar nampak kembali beraktivitas mengerjakan jalan Nasional SP3 Mamey Windesi. Selain itu, berada tepat di jalur jalan Bintuni Manokwari distrik Tahota terpampang papan nama proyek pengerjaan jalan trans Nasional SP3 Mamey Windesi. Mobilisasi alat berat dan galian C diangkut melintasi kepala air sungai Kampung Yakati, Distrik Wamesa dan hutan konservasi serta hutan adat. Aktivitas pengerjaan proyek tersebut kembali aktif telah mengabaikan tuntutan hak warga setempat.

Hal tersebut di sampaikan salah satu petuanan Raimon Jopari yang diberi mandat adat marga besar Jopari. Melalui sambungan telepon kepada jagapapua.com pada Rabu (7/4)ia menyampaikan dengan nada kesal mengetahui bahwa aktivitas pekerjaan nasional SP3 diaktifkan kembali di tengah tuntutan adat. Selain itu, galian C yang terus diambil telah mengabaikan tuntutan hak adat atas rusaknya situs-situs sejarah suku Wamesa.

“Kami tidak melarang pembangunan namun kami butuh transparansi sebab setahu kami peta awal jalan trans nasional melintas dari kampung Kaprus, Yakati, Yensei Idor hingga Distrik Nikiwar dan Distrik Windesi yang merupakan kesepakatan melalui Musyawarah Adat. Namun dalam prakteknya malah dibuat melingkar melintasi SP3 Mamey-Windesi. Dan ini tidak ada musyawarah yang melibatkan marga-marga setempat. Terkesan sepihak dan mengabaikan peta taman Nasional, hutan Adat, dan hutan konservasi,” tegas Raimon Jopari

Raimon meminta melalui pemberitaan ini, DPD RI dapat menyikapi hal tersebut dengan memanggil pihak-pihak yang berkepentingan untuk datang dan duduk bersama dalam rumah adat untuk berbicara dengan baik.  

“Kami merasa diabaikan hak adat kami titipan leluhur kami dimusnakan, diinjak-injak kami menangis di tanah kami, kami menyesal takut akan hukum alam yang diwarisi dari leluhur kami. Kami butuh negara hadir dan jelaskan kepada kami. Kami hanya minta hargai adat dan budaya kami,” jelasnya.

Raimon Jopari kemudian menyatakan sikap tegas bahwa dirinya bersama warga melakukan pemalangan di area pekerjaan jalan trans Nasional SP3 Mamey-Windesi hingga diperoleh kejelasan bagi suku Wamesa terhadap tuntutan adat. Ia berharap persoalan tersebut dapat segera diselesaikan dengan baik. (MW)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru