MANOKWARI, JAGAMELANESIA.COM – Perjalanan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari telah banyak mengukir sejarah, melewati tantangan dan menorehkan berbagai pencapaian dari masa ke masa semenjak 17 Februari 1975 hingga 17 Februari 2025.
Panjangnya perjalanan dan catatan sejarah itu kini telah membawa STIH genap mencapai 50 tahun. Slogan ‘Jas Merah’ yang artinya jangan sekali-kali melupakan sejarah nampaknya cukup untuk mewakili perjuangan para pendiri dan penerus STIH hingga saat ini.
Di momen 50 tahun ini, keluarga besar STIH Manokwari mengucap syukur dengan membaca doa lintas agama dan membakar lilin berbentuk angka 50. Doa bersama ini dipimpin langsung oleh Pdt. Z. Sadrak, S.Teol, Ustadz Hj Ali Mustofa (muslim) dan Agus Nugroho (Katolik).
Malam renungan suci itu diawali dengan membakar lilin dan berjalan kaki di depan jalan Karya Abri Sanggeng dan suasana kegelapan di kampus tertua STIH di Sanggeng. Kemudian, para senat membakar lilin bersama cucu pendiri kampus STIH Ny. Nila Rezkia Jazir, S.H.
Dalam refleksi sejarah STIH Manokwari, Ny. Nila Rezkia Jazir mengutarakan bahwa STIH berdiri karena banyak dukungan dari berbagai pihak kala itu. Sebelumnya STIH diberi nama Fakultas Hukum Ekstensien dan berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan atau STIHK dengan gelar sarjana hukum kemasyarakatan atau SHK.
Lebih lanjut, kata Ny. Nila bahwa kemudian nama itu berubah menjadi STIH Manokwari sampai sekarang ini. Pada saat itu jumlah dosen masih sangat minim sehingga pihak STIH Manokwari bekerjasama dengan kopertis untuk mengontrak dosen dan bekerjasama memenuhi kebutuhan penjaminan mutu pendidikan di STIH.
Lebih lanjut dalam refleksi kilas balik berdirinya STIH Manokwari ini, Ny. Nila menyampaikan bahwa kemajuan STIH Manokwari yang semakin pesat ini juga tidak terlepas dari kepemimpinan anak muda Papua, Dr. Filep Wamafma, S.H., M.Hum yang selain menjabat dosen akademisi juga sebagai politisi di DPD RI, bahkan menjadi Ketua Komite III DPD RI.
Sosok Filep Wamafma terbukti peduli dan berdedikasi bagi kemajuan pendidikan di tanah Papua. Selain itu, ia juga terbukti banyak berjuang melalui berbagai advokasinya di bidang-bidang melalui kebijakan seperti kesehatan, ekonomi, ketenagakerjaan, pemerintahan dan agenda pembangunan daerah pada umumnya.
“Saya sangat mengapresiasi kemajuan dan kemandirian STIH dari berbagai hal membuat infrastruktur dan akademisi sangat berkembang. Artinya ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi sosok Filep Wamafma karena terus memajukan STIH Manokwari,” sebut Ny. Nila.
Di samping itu, Ny. Nila menyampaikan bahwa kemajuan STIH Manokwari tak luput dari dukungan ketua YPTM Petrus Makbon, SH, bersama jajaran dosen dan staf di lingkungan STIH Manokwari karena mampu menjaga kepercayaan publik dengan visi unggul, peduli dan berkarakter.
“Apalagi hingga kini kemajuan STIH ini dilandasi dengan spirit, ‘Barang siapa bekerja dengan jujur di atas tanah ini akan melihat satu tanda heran ke tanda heran lain’. Dengan komitmen ini, maka STIH Manokwari akan terus berkembang dan bersaing dengan perguruan tinggi lainnya di Indonesia.
Mengakhiri sambutannya, Ny. Nila menyampaikan rasa terima kasih kepada keluarga STIH karena telah mengunjungi makam orangtua pendiri STIH di Bandung. Ia berharap agar kebersamaan ini semakin erat ke depannya dan bersiap menyambut masa depan yang penuh tantangan dalam era globalisasi dan digitalisasi ini. (WRP)