Tidore – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tidore Kepulauan (Tikep), mengungkap pencapaian penanganan bencana di wilayah kerja Tikep sepanjang tahun 2024.
Kepala BPBD Tikep, Muhammad Abubakar, kepada media ini, Jum’at (3/1), menyampaikan untuk penangan bencana di wilayah Tikep, pihaknya telah menangani 7 titik rawan bencana sebagai bentuk pencegahan awal, guna menghindari terjadinya bencana dimaksud.
“Jadi sepanjang tahun 2024 ini kami dari BPBD Tikep, telah berupaya dengan maksimal dan telah menangani 7 titik pada area rawan bencana, dimana titik titik tersebut telah dilakukan rekonstruksi tembok penahan, rehabilitasi tembok penahan serta penggarukan kali,” ungkap Muhammad.
Menurut Muhammad, 7 titik ini menjadi fokus mereka dalam penanganan guna mencegah terjadinya bencana longsor, abrasi maupun banjir, yang mana ini dapat merugikan masyarakat sekitar, baik itu secara fisik maupun materil.
“Adapun 7 titik rawan bencana yang menjadi fokus BPBD Tikep diantaranya yakni;
1. Rekonstruksi tembok penahan tanah, di Kelurahan Sironga Folaraha RT. 05/RW. 03, Kecamatan Tidore Utara
2. Rekonstruksi tembok pengaman pantai di Kelurahan Tosa RT. 02/RW. 01, Kecamatan Tidore Timur
3. Rehabilitasi tembok penahan ombak di Desa Somahode (pelabuhan Somahode) Kecamatan Oba Utara
4. Rehabilitasi tembok penahan ombak pelabuhan Rum, Kecamatan Tidore Utara
5. Rehabilitasi dan rekonstruksi saluran air di Kelurahan Rum Balibunga, RT. 03/RW. 02, Kecamatan Tidore Utara
6. Rekonstruksi jembatan darurat di Dusun Loamaito, Desa Lifofa, Kecamatan Oba Selatan
7. Penggarukan kali hitam di transmigrasi Maidi, Kecamatan Oba Selatan.
“Kami berharap dengan adanya penanganan di 7 titik area rawan bencana tersebut, dapat meminimalisir terjadinya bencana tak terduga, dan dapat menjamin keselamatan serta kenyamanan masyarakat sekitar,” tutup Muhammad.
