BINTUNI, JAGAMELANESIA.COM – Kampung Dacna adalah kampung yang berada di distrik Bintuni Timur, kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat. Nama kampung Dacna dalam bahasa Soug berarti kali biru. Secara filosofi, arti kata kali biru merujuk pada kehidupan masyarakat kampung Dacna yang hidup tenang sejuk dan nyaman.
Kepala kampung Dacna, Alfius Kameri saat ditemui bersama Ketua Baperkam, Simon Iba menyampaikan bahwa kampung Dacna adalah kampung pemekaran dari kampung Beimes distrik Bintuni. Masyarakat kampung Dacna adalah masyarakat Soug yang terdiri dari marga Iba, Isba dan Dowansiba. Selain itu, juga terdapat warga masyarakat dari suku Jawa, Ambon, Bugis dan suku Biak.
“Mata pencaharian masyarakat di kampung Dacna adalah bertani, sebagian juga ada pegawai, pengusaha dengan jumlah penduduk tetap 180 KK. Untuk layanan air bersih masyarakat di kampung Dacna rata-rata setiap rumah ada sumur bor, dengan menara air yang disalurkan langsung ke dalam rumah,” kata Alfius, Selasa (10/12/2024).
Dia menerangkan, selama ini layanan kesehatan masyarakat Dacna masih bergabung dengan kampung Hougut dikarenakan kampung Dacna dan kampung Hougut berdekatan dan akses jalannya masih terkoneksi menjadi satu.
“Rumah masyarakat terbuat dari papan dan sangat bersih. Terlihat juga pada pagi hari mama Papua di kampung Dacna sedang mengambil pisang dari kebun sebagai aktivitas rutin, di samping rumah warga sebagian pemuda, anak-anak kecil dewasa berkumpul dan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Peliharaan seperti induk ayam kampung yang saat pagi baru saja turun dengan anak-anaknya menambah suasana kampung Dacna semakin ramah dan hidup. Kumpulan asap di dapur dengan rebusan jagung terasa hangat menemani cerita warga Kampung Dacna dengan kopi di pondok samping rumah bapak kampung,” katanya.
Masyarakat kampung Dacna terkenal ramah dan saling sapa saat bertemu. Di pagi hari, juga nampak kendaraan roda empat mengangkut mama-mama yang hendak membawa hasil kebun mereka seperti sayur, jagung, rica ke pasar sentral Bintuni. Hal ini mendorong roda pertumbuhan perekonomian warga yang perlahan maju dan berkembang.
“Karena belum ada sekolah, anak-anak kampung Dacna usia sekolah bersekolah di kampung Hougut yakni pendidikan Tingkat TK, dan PAUD jadi masih bergabung dengan Hogut,” ujarnya.
“Harapan kepala kampung Dacna ada beberapa rumah warga di sebelah jalur dua bisa mendapatkan sumur bor, air bersih, menara air, dan juga penerangan yakni menambah tiang listrik. Dan satu kendaraan pikap untuk mengangkut jualan mama-mama Papua ke pasar Sentral Bintuni,” tutupnya. (MW)