BINTUNI, JAGAMELANESIA.COM – Seorang pemuda tujuh suku Bintuni, Jek Manibuy menyampaikan bahwa angka kemiskinan di sebuah daerah menentukan penerimaan masyarakat akan politik uang dalam gelaran pemilu. Menurutnya, fenomena itu dipastikan akan terjadi dalam Pilkada kali ini di Bintuni.
“Kabupaten Bintuni adalah kabupaten dengan angka kemiskinan yang tinggi. Indikator ukurnya bahwa pada tahun 2022 hingga 2024 Papua Barat mengkampanyekan stunting dan gizi buruk. Maka secara tidak langsung menunjukkan bahwa Bintuni salah satu kabupaten yang termasuk dalam kabupaten yang memiliki tingkat kemiskinan extrem,” katanya kepada awak media, Jumat (4/10/2024).
Jek mengatakan hal ini menjadi gambaran kurangnya pelayanan pemerintah dalam menuntaskan persoalan gizi buruk dan kemiskinan di tanah sisar matiti itu.
“Sudah tentu dalam momentum politik ini para aktor sedang berkompetisi dalam pemilu tahun ini. Dalam momentum pemilu ini memiliki potensi tinggi adanya politik uang. Jadi saya mengajak masyarakat Bintuni ayo kita jangan lagi mau tertipu dan mau kembali pada jalan yang lama. Kita harus bisa bangkit bersama bergandeng tangan memberantas kemiskinan, kebodohan dan stunting di bintuni dengan cara pilih pemimpin yang baik untuk membangun negeri tercinta kita ini sisar matiti yang didiami oleh tujuh suku,” ini.
“Dan memang tidak bisa kita pungkiri, daerah-daerah yang memiliki angka kemiskinan tinggi itu pasti akan menjadi daerah yang potensi politik uangnya juga akan sangat tinggi,” sambungnya.
Jek manibuy juga mengungkap bahwa partisipasi masyarakat Bintuni dalam pemilu sangat ditentukan oleh politik uang. Jika masyarakat diberikan uang, lanjutnya, partisipasi memilih di tempat pemungutan suara akan tinggi. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak untuk melakukan pendekatan-pendekatan khusus terhadap daerah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi.
Di samping itu, jek juga menyinggung adanya daerah yang menjadikan budaya lokal sebagai legitimasi praktik politik uang. Dan ada daerah yang juga memiliki sistem noken Budaya itu tumbuh, mengakar, dan dipertahankan sampai saat ini.
“Mari kita memilih sesuai hati nurani kita sehingga menciptakan demokrasi kita berjalan jauh lebih baik. Dan tentu kita terhindar dari money politik. Demokrasi bersih rakyat sejahtera,” tutupnya. (MW)