Tidore – Tugulufa menjadi saksi dimana rakyat Moloku Kie Raha, menginginkan sejarah kejayaan masa lampau kembali bangkit dan bertahta diatas bumi para Aulia ini, lautan manusia pun memenuhi pesisir pantai tersebut dengan satu hati dan tujuan yakni, menyerahkan maklumat dan atau mandat kepada Sultan Husain Alting Sjah, untuk memimpin Provinsi di ujung Timur Indonesia ini.
Sejarah mencatat pada abad ke-18, negeri Al-Mulk Moloku Kie Raha ini pernah mencapai puncak kejayaan, dimana kejayaan ini dimulai dari Kesultanan Tidore, dibawa kepemimpinan sultan Nuku dengan gelar Muhammad Amiruddin Kaicil Paparangan. Ia terkenal sebagai sultan yang gagah berani, dan selalu menentang segala bentuk penindasan, dari kaum penjajah yang dinilainya tindakan tersebut dapat menyengsarakan rakyat Moloku Kie Raha.
Sang sultan yang dijuluki Jou Barakati atau panglima perang ini pun, didampingi oleh salah satu lelaki pemberani yang berasal dari Nagari Marah atau Makian. Belakangan diketahui si pemberani yang mendampingi Jou Barakati tersebut yakni, Kapita Muhammad Arif Billah, dimana sang kapita ini pun setia mendamping Jou Barakati, dalam setiap langkah perjuangannya hingga mencapai puncak kejayaan pada saat itu.
Diketahui pada momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak periode 2024-2029, Jou Barakati kesultanan Tidore Sultan, H. Husain Sjah, juga ikut bertarung sebagai Calon Gubernur Malut didampingi oleh Asrul Rasyid Ichsan, sebagai Calon Wakil Gubernur Malut. Kedua putra terbaik ini pun telah diberikan maklumat, oleh rakyat Moloku Kie Raha pada Sabtu, 21 September 2024 kemarin.
Akankah kedua putra terbaik yang memiliki irisan sejarah masa lalu yang sama di kesultanan Tidore tersebut, mampu mengembalikan kejayaan Moloku Kie Raha di abad ke-21 ini, seperti kejayaan pada abad ke-18 silam dimana negeri ini pernah mencapai masa keemasannya, dikarenakan mampu menaklukkan segala bentuk penindasan dan kezaliman yang dilakukan oleh kaum penjajah.
