BerandaDaerahMaikel Werbete: Banjir Kampung Wagen Akibat Berkurangnya Areal Hutan Primer dan Sekunder,...

Maikel Werbete: Banjir Kampung Wagen Akibat Berkurangnya Areal Hutan Primer dan Sekunder, IPHHK Harus Dievaluasi

BINTUNI, JAGAMELANESIA.COM – Penurunan luas hutan alam di DAS Naramasa dan Obo, distrik Kuri, kabupaten Teluk Bintuni diduga menyebabkan banjir besar di kampung Wagen. Berkurangnya hutan primer dan sekunder dalam 12 tahun terakhir di wilayah tebang IPHHK PT. Wijaya Sentosa dan tingginya curah hujan pun mendukung terjadinya bencana tersebut.

Hal ini disampaikan oleh pemuda Kuri, Maikel Werbete kepada awak media, Minggu (2/6/2024). Ia pun mengungkap kondisi terkini kampung Wagen yang sedang terendam banjir.

“Beberapa fasilitas umum seperti genset untuk penerangan kampung Wagen terendam, balai kampung Wagen tenggelam, jaringan komunikasi terputus, perumahan warga terendam. Banjir masuk hingga ke dalam rumah-rumah penduduk kampung, jalan cor di dalam kampung pun tertutup air. Jembatan tempat berlabuhnya perahu terendam, juga kebun-kebun warga setempat,” katanya.

Menurutnya, sejumlah warga harus meninggalkan kampung Wagen dan mencari tempat yang lebih aman lantaran banjir belum juga surut. Salah seorang warga, Moses Werbete nampak menggunakan perahu jhonson masuk ke dalam kampung untuk menyelamatkan beberapa warga kampung guna diungsikan ke lokasi camp produksi kayu PT. Wijaya Sentosa di dusun Kasar.

Maikel werbete berharap agar pihak perusahaan PT. Wijaya Sentosa dan PT. Wukira Sari segera menghentikan penebangan hutan karena menyebabkan erosi dan banjir bagi masyarakat adat di tanah Kuri. Ia meminta pihak terkait dalam hal ini Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat segera mengeluarkan radiogram kepada perusahaan agar menghentikan sementara semua aktivitas perusahaan.

“Kami minta pemerintah hentikan aktivitas perusahaan di atas tanah adat kami masyarakat adat Kuri dan melakukan evaluasi kembali izin AMDALnya, bila perlu mencabut izin perusahan PT. Wijaya Sentosa dan PT Wukira Sari yang beroperasi di atas tanah adat kami  suku besar kuriwamesa,” katanya.

Sementara itu, Alex Sander Werbete menambahkan bahwa bencana alam ini adalah bukti nyata kelalaian perusahaan dan dinas terkait dalam melakukan evaluasi dan monitoring hutan. Ia meminta pemerintah mendengarkan aspirasi masyarakat atas persoalan kerusakan hutan.

“Jadi kami minta agar dinas kehutanan bertanggung jawab penuh atas rusaknya hutan adat kami. Dan harapan kami saat ini, pihak-pihak terkait dapat memberikan bantuan kepada kami masyarakat di kampung Wagen yang saat ini terpaksa mengungsi akibat banjir,” ujarnya. (MW)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru