MANOKWARI, JAGAMELANESIA.COM – Film gratifikasi yang diperankan oleh mahasiswa/i STIH Manokwari mendapat apresiasi publik. Film gratifikasi tersebut memberikan edukasi bagi masyarakat umum untuk bersama memerangi berbagai bentuk praktik dugaan korupsi di lingkungan pemerintah.
Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Robert K.R Hammar, S.H., M.H pasca menyaksikan sekaligus sebagai penanggap pemutaran film lewat layar lebar pada puncak Dies Natalis STIH Manokwari ke-49, 17 Februari 2024.
Pada pemutaran film kedua karya Dr. Filep Wamafma sekaligus sebagai penanggung jawab pembuatan film tersebut, turut hadir pula sebagai penanggap dari Pengadilan Negeri Manokwari Markham S.H, M.H dan sebagai host yakni Dosen STIH Ahammad Junaedi, S.H., M.H.
“Film gratifikasi yang diperankan oleh mahasiswa/i STIH secara tidak langsung memberikan contoh untuk pencegahan praktik korupsi yang terjadi di lingkungan pemerintah. Dengan demikian kami anggap bahwa film ini memang penting bagi kita untuk memaknai dengan benar karena tanpa disadari apa yang diperankan lewat film edukasi ini sangat nyata,” kata Hammar.
Sementara itu, Markham, S.H., M.H mengungkapkan bahwa film gratifikasi ini harus dikembangkan untuk mengedukasi para pihak di pemerintah dan lembaga lainnya untuk sama-sama memerangi korupsi.
“Film gratifikasi ini sangat memberikan makna dalam setiap adegan yang dimainkan oleh mahasiswa/i. Artinya mahasiswa sangat berperan penting dalam memberikan pendidikan tentang pencegahan korupsi, sehingga pesannya, lingkungan pemerintah harus bersih dari praktik korupsi,” sebut Markham.
Diketahui bahwa film dengan judul gratifikasi ini merupakan karya kedua yang diproduksi secara mandiri oleh STIH Manokwari. Film ini menceritakan tentang pengusaha OAP yang mengikuti lelang proyek, namun karena keterbatasan modal sehingga dipelakukan tak adil dengan lebih mengutamakan pengusaha non-OAP yang memiliki dana besar dan menyuap oknum pihak lelang.
Selain itu ada pula oknum pejabat yang berperan menggunakan cara maupun modus menawarkan proyek miliaran rupiah kepada perempuan dengan paras menawan yang juga seorang pengusaha. Untuk mendapat proyek tersebut, perempuan pengusaha ini harus melakukan pertemuan empat mata.
Adapun penanggung jawab produksi film gratifikasi, Dr. Filep Wamafma mengatakan bahwa dalam memproduksi film ini tidak menyinggung pihak manapun dan bertujuan untuk memberikan edukasi tentang pentingnya keberpihakan proyek pengadaan barang dan jasa di pemerintah agar mengutamakan OAP. (WRP)