BINTUNI, JAGAMELANESIA.COM – Masyarakat adat di dataran Kuri menanggapi keras rencana ritual adat Sinara PT. Wijaya Sentosa dalam rangka pembukaan areal hutan untuk produksi kayu pada RKT berjalan 2023-2024. Adapun Sinara yang disebut direncanakan pada 19 Januari itu merupakan ritual adat yang dilakukan untuk meminta izin kepada leluhur terkait pembukaan areal hutan.
Miryam Wanei dari marga besar Wanei mendesak MRPB turun tangan menyurati pihak perusahaan untuk meninjau ulang MoU terlebih dahulu. Menurutnya, harus ada evaluasi dan revisi MoU agar hak-hak masyarakat adat setempat tidak lagi diabaikan.
“PT. WS jangan terburu-buru sebelum mengevaluasi beberapa permintaan masyarakat adat di beberapa marga, diantaranya Werbete, Tatiorim, Kurube yang mana pada RKT [Rencana Kerja Tahunan] sebelumnya PT WS tidak melakukan Revisi MoU dan menyebabkan banyak hak masyarakat adat diabaikan,” ujarnya kepada media ini, Senin (15/1/2024).
“Untuk itu saya secara pribadi melalui pemberitaan ini meminta kepada ketua MRPB kiranya dapat secepatnya membuat pansus menyurati pihak PT. WS untuk tidak semena-mena mempercepat Sinara dalam rangka kejar produksi, meningat sejumlah permintaan masyarakat adat Kuri masih juga belum terealisasi. Ini namanya pelanggaran, membunuh secara perlahan hak-hak masyarakat adat,” tegas Miryam.
Miryam menambahkan, selama ini eksploitasi hutan telah mengakibatkan kerusakan banyak hutan yang menjadi tempat berburu, tempat ritual suku-suku dan hutan tempat berlindungnya satwa.
“Selain itu, hutan di dataran kuri saat ini menuju pada hutan sekunder, kami mohon diberi perlindungan. Saya sebagai marga besar Wanei, kami minta duduk bicara soal ini,” katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Arnol Werbete. Dia mengatakan, masyarakat Werbete meminta adanya revisi MoU dengan melibatkan masyarakat adat setempat.
“Beberapa waktu saya sempat bertemu keluarga besar Werbete, mereka berharap pihak PT. WS jangan terburu-buru mempercepat sinara sebelum melakukan revisi MoU. Mereka meminta rencana Sinara pada tanggal 19 Januari dihentikan sebelum duduk bersama dengan keluarga besar Werbete merevisi MoU,” ungkap Arnol Werbete. (MW)