BINTUNI, JAGAMELANESIA.COM – Salah seorang pemuda asli suku Bintuni, Yohanes Manibui menanggapi peresmian Proyek Tangguh Train 3 Bintuni oleh Presiden Joko Widodo hari ini, Jumat (24/11/2023). Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengklaim sebanyak 70 persen tenaga operasional Tangguh Train 3 merupakan tenaga kerja lokal dari Papua dan Papua Barat.
Sebagai anak asli suku Bintuni, Yohanis berharap proyek Tangguh itu dapat mengakomodir pemuda-pemudi usia produktif di daerahnya.
“Saya dengan teman-teman saya kurang lebih 80 orang pernah bekerja sebagai helper di BP, kami anak-anak asli 7 suku. Sejak tahun 2019, kami diterima dan bekerja sebagai helper di BP Tangguh, namun sejak wabah Covid-19 kami sebagian besar tidak bekerja lagi, kami tidak tahu apakah dirumahkan atau memang putus kontrak, ini bagi kami belum jelas. Memang di kontrak ada masa kontrak tapi sejak wabah Covid-19, kami banyak yang dirumahkan dan hingga kini kami belum tahu nasib kami selanjutnya mau dikemanakan, apakah kami akan dipanggil lagi atau tidak,” sambungnya.
Yohanis mengharapkan dengan diresmikannya Tangguh Train 3, ia bersama teman-temannya dapat kembali bekerja. Menurutnya, 80 orang yang putus kerja tersebut kini menjadi pengangguran di Kota Bintuni.
“Belum lagi ditambah dengan usia produktif pekerja yang menganggur di Kota Bintuni tentu akan menambah angka pengangguran saat ini. Jadi sebenarnya dengan diresmikannya Train 3 ini, harapan kami 70 persen penyerapan tenaga kerja itu bisa menjawab fakta masih banyaknya pengangguran di Bintuni. Apalagi, keberpihakan terhadap OAP juga menjadi amanah dari UU Otsus,” katanya.
“Kami juga berterimakasih karena pak Jokowi bisa datang di Kota Bintuni walau tidak sempat menyapa, namun bisa membuka lapangan kerja baru bagi putra-putri Papua Barat dan Papua, ini berarti Bintuni akan berkurang angka penganggurannya,” tutupnya. (MW)