PAPUA BARAT, JAGAMELANESIA.COM – Gerakan pangan lokal yang digalakkan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere mendapat apresiasi dari pemerintah. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menyambut baik agenda tersebut karena turut memberdayakan para perempuan dan ibu-ibu di Papua Barat dalam hal pemanfaatan bahan pangan lokal.
“Apresiasi saya kepada Pejabat Gubernur yang memberikan perhatian, pendampingan dan motivasi pada kelompok perempuan di Papua Barat. Perhatian dari pemerintah daerah untuk responsif atas isu perempuan dan anak ini sangat saya hargai. Hal yang menarik dari Papua Barat adalah dorongan untuk pemanfaatan pangan lokal yang banyak dikelola oleh ibu-ibu di sini,” ujar Bintang saat roadshow dalam rangka Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-95 di kota Manokwari, 18 November 2023 lalu.
“Di sini ada pemanfaatan sagu menjadi mie sagu, minuman sagu dan olahan keladi. Jadi tidak hanya tergantung pada beras. Gizinya juga lebih baik. Tantangannya adalah merubah pola pikir masyarakat dan memberikan edukasi bahwa makanan pokok lokal tumbuh subur di daerah masing-masing dan jangan lupa gemar makan ikan karena daerah sini dekat pantai,” ujar Menteri PPPA.
Menurut Bintang, perempuan harus terus meningkatkan kapasitas, kompetensi dan prestasinya serta berani bersuara. Dia menekankan bahwa perempuan di Papua Barat juga harus sanggup hidup mandiri, berdaya dan terus belajar mengasah ketrampilan diri.
“Jika setiap perempuan di Papua Barat dan Indonesia mampu mandiri maka perempuan akan memiliki bargaining position yang lebih tinggi dari sebelumnya, memilki nilai lebih di masyarakat. Dampaknya bisa mengurangi jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak karena ada pengakuan terhadap posisi perempuan di masyarakat,” tegasnya.
Adapun roadshow di Manokwari ini dilaksanakan atas kerjasama dengan organisasi Cendekiawan Perempuan Papua dan Lions Club. Warga di Papua Barat mendapatkan kesempatan untuk menjalani pemeriksaan mata gratis, pemberian 10.000 kacamata dan pemberian tongkat khusus untuk penyandang tunanetra.
Selain itu, terdapat pula stand SAPA129 dimana masyarakat bisa lebih jauh mengenal layanan rujukan SAPA129 dan mendapatkan informasi saluran call centre 08-111-129-129 jika melihat, mendengar dan menjadi korban kekerasan. Sementara itu, Ali Baham menyampaikan, gerakan pangan lokal juga berkontribusi dalam meningkatkan konsumsi masyarakat.
“Papua Barat kaya akan makanan lokal gizi tinggi seperti sagu, keladi, singkong dan buah-buahan. Budidaya makanan lokal kami dorong untuk mencegah stunting pada anak-anak. Kami juga sering edukasi masyarakat untuk beri ikan pada keluarga, jangan jual ikan hanya untuk beli mie instan,” ujar Ali Baham.
Masih di bidang kesehatan, program tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) PT Pertamina International Shipping (PIS) diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan pelayanan medis rumah sakit apung di Papua Barat. Dalam program ini, PIS menandatangani kerja sama dengan Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan mendukung kelestarian laut.
“PIS sebagai perusahaan yang bergerak di sektor maritim, menyadari bahwa salah satu tantangan dalam menyediakan fasilitas kesehatan di negara maritim terbesar dunia ini adalah aksesibilitas. Terutama bagi masyarakat pesisir dan wilayah kepulauan lainnya. Kehadiran rumah sakit apung menjadi salah satu jawabannya, dan sinergi ini menjadi wujud nyata komitmen PIS untuk menyejahterakan masyarakat pesisir,” ujar CEO PIS Yoki Firnandi dalam keterangan tertulis, Senin (20/11/2023).
Ia menambahkan dukungan PIS dalam kegiatan ini adalah berupa operasional penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya II milik doctorSHARE di Sorong, Papua Barat.
Yoki menambahkan rumah sakit apung yang akan beroperasional pada Desember itu memiliki layanan setara dengan rumah sakit darat tipe C yang mencakup medik umum, klinik spesialis, kebidanan, kefarmasian, hingga penunjang lainnya seperti persediaan medis, ambulance dan laboratorium.
Sementara itu, Managing Director doctorSHARE Tutuk Utomo Nuradhy menjelaskan bantuan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah Sorong. Terutama di Distrik Seget dan sekitarnya, dimana akses ke RSUD terdekat terbilang sulit dan mahal.
“RSA Nusa Waluya II rencananya akan melayani selama 45 hari di Papua dengan target hingga 5.000-7.000 pasien, termasuk untuk operasi minor maupun mayor,” ujar Tutuk.
Oleh sebab itu, PIS dan doctorSHARE membuka kesempatan bagi para relawan tenaga medis untuk membantu menyediakan layanan kesehatan di RSA Nusa Waluya II pada periode pelayanan tersebut. Adapun pendaftaran relawan telah dibuka mulai Senin (20/11/2023). (UWR)