FAKFAK, JAGAMELANESIA.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan mengunjungi Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat pada akhir November 2023 mendatang. Kunjungan orang nomor satu di Indonesia ini berkaitan dengan agenda groundbreaking Pabrik Pupuk Fakfak.
Terkait rencana kunjungan itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Bahlil Lahadia direncanakan tiba di Fakfak hari ini, Senin (6 /11/2023). Dalam kunjungan ini, Bahlil bersama pimpinan perusahaan akan menyaksikan secara langsung prosesi adat pembukaan lahan untuk groundbreaking Pabrik Pupuk Fakfak di Kampung Fior dan Kampung Andamata, Distrik Arguni.
Adapun usai prosesi adat dilakukan, akan dibangun helipad yang akan digunakan pertama kali membawa Presiden Jokowi pada agenda groundbreaking. Kehadiran helipad ini menjadi salah satu infrastruktur yang mendukung aktivitas perusahaan. Sebelum prosesi adat hari ini, pada Sabtu (28/10/2023) lalu, juga telah dilaksanakan pula prosesi gelaran tikar adat di Gedung Wintder Tuare.
Terkait akan diresmikannya PSN Pabrik Pupuk di Fakfak, Wakil Ketua DPRD Fakfak, Samaun Hegemur meminta perusahaan untuk memprioritaskan tenaga kerja asli Fakfak.
“Tentunya kami sebagai pimpinan dewan dan masyarakat mendukung dengan adanya Proyek Strategis Nasional (PSN) Pabrik Pupuk Fakfak,” ujarnya, dikutip dari Tribun Papua Barat, Senin (6/11/2023).
“Tentunya yang diutamakan pekerja di Distrik Kokas dan Arguni tetapi juga secara keseluruhan anak asli Fakfak di Kabupaten Fakfak,” tambah Samaun.
Ia menyampaikan bahwa pertemuan dengan masyarakat adat juga sudah dilakukan beberapa kali. Menurutnya, dari pertemuan itu pun telah diperoleh kesmpulan bahwa terdapat 7 marga yang disepakati masuk dalam areal investasi Pabrik Pupuk Fakfak.
Dia menekankan, pembahasan sudah semestinya berfokus pada dampak positif bagi masyarakat dari masuknya investasi ke wilayah Fakfak.
“Prinsipnya masyarakat mendukung. Karena itu, pimpinan DPRD dan pemerintah kami bersama-sama mendukung penuh pula,” katanya lagi.
“Pastinya dampak itu nantinya dituangkan dalam AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan hidup). Kami berharap dalam AMDAL itu bukan hanya tertulis, tetapi bisa dilaksanakan,” sambung Samaun Hegemur.
Lebih lanjut, Samaun juga menyampaikan semua stakeholder terkait harus memperhatikan dampak limbah pabrik bagi lingkungan alam dan juga masyarakat. Ia berharap hadirnya perusahaan tidak berdampak negatif bagi lingkungan sekitar. (UWR)