BINTUNI, JAGAMELANESIA.COM – Para nelayan di Kampung Nelayan, Kabupaten Teluk Bintuni mengeluh lantaran tak kebagian BBM hingga akhirnya tak bisa melaut. Salah seorang nelayan mengatakan bahwa stok BBM bio solar di SPBU Nelayan diincar dan diborong habis oleh pengecer yang menyebabkan para nelayan tidak mendapatkan bagiannya.
“Masak kami ini nelayan tidak mendapatkan minyak. Dari kemarin kami tanya pada juragan minyak bilang belum ada minyak, padahal sudah ada. Karena paginya saat SPBU dibuka sudah ada seorang ibu yang mengantre duluan borong minyak nelayan habis, padahal ibu ini bukan nelayan, dia seorang penjual minyak alias pengecer dan tidak memiliki identitas kartu nelayan,” ungkap salah seorang nelayan dengan geram namun enggan disebutkan namanya kepada media ini, Senin (23/10/2023).
“Jadi saya bertanya masak jurangan minyak yang sudah dipercayakan melalui Dinas Perikanan yang menyediakan fasilitas tempat dipinggir pantai ini dengan tujuan melayani kami para nelayan malah mau melayani pengecer yang tidak miliki izin usaha BBM dan juga kartu nelayan. Jadi kita-kita ini para nelayan tidak kebagian minyak,” katanya.
Dia menambahkan, para pengecer ini diketahui membawa minyak yang dibelinya untuk dijual dengan harga yang jauh berbeda yakni sekitar Rp. 16.000,- per liter hingga Rp 18.000,- per liter dari harga sebenarnya Rp 6.800,-
“Ini jelas sudah sangat merugikan kami para nelayan. Jadi hari ini kami para nelayan kecewa kami pulang tanpa membawa solar,” ujarnya.
Mewakili para nelayan, dia menyarankan agar SPBU kampung nelayan harus mematuhi dan menerapkan aturan supaya setiap pembeli harus menunjukkan identitas kartu nelayan agar tertib dan tidak ada pihak yang dirugikan.
“Kalau yang lain seperti OAP mereka bisa membeli karena mereka kebanyakan menggunakan jasa laut ke kampung-kampung di pesisir teluk, itu sah-sah saja kalau mereka datang dan membeli untuk kebutuhan lombot mereka. karena mereka membeli untuk pulang ke kampung-kampung terdekat disini. Jadi lain kali jangan gunakan jasa nelayan kalau tidak punya kartu nelayan,” tutupnya. (MW)