BINTUNI, JAGAMELANESIA.COM – Seorang seniman di Kabupaten Teluk Bintuni menekuni seni kerajinan rumah kaki seribu khas Papua. Memulai pembuatan karyanya pada 2010 lalu, ratusan buah karya seni milik seniman ini telah laris terjual bahkan hingga ke sejumlah negara.
“Saya mulai tekuni kerajinan seni dengan membuat rumah kaki seribu sejak tahun 2010. Waktu itu saya masih bekerja sebagai jurnalis dan suka memotret sebagai fotografer, tahun 2011 saya buatkan 20 rumah kaki seribu dengan pesanan dari bapak Almarhum Abraham Ataruri dan terjual habis di Belanda saat ibu saya mengikuti pameran di Belanda. Kemudian di tahun 2015 hingga 2016 terjual habis sekitar 150 rumah karya seni saya ke beberapa negara, seperti PNG, Cina dan Australia,” ujar seorang seniman yang enggan disebutkan namanya, Senin (16/10/2023).
Menurutnya, para penggemar seni dari beberapa negara turut mempromosikan karya seni buatannya ke kolega mereka sehingga pesanan terus berdatangan dan terus meningkatkan keuntungan yang didapatnya.
“Hari ini saya sudah membuat 4 unit rumah kaki seribu dengan berbagai ukuran ada yang besar dan ada juga yang kecil. Harganya saya sesuaikan jika saya menggunakan bahan dasar kayu dan tali serta kulit kayu dengan sentuhan ornamen alam seperti batuan kali dan sentuhan fisiologi sebagai karakteristik asli orang asli Papua atau menggambarkan kehidupan sehari-hari itu nilai seninya cukup tinggi. Lalu, saya tambahi pemanis lainnya untuk mempercantik karya seni itu sendiri jadi jauh lebih mahal hingga menyentuh angka 2 juta,” jelasnya.
“Lain halnya seperti menggunakan lidi sate dan sentuhan lem dan kulit kayu, lalu atap pakai kulit atau daun sagu serta bahan lainnya kisaran harga Rp 500 ribu untuk yang besar dan yang ukuran kecil kisaran Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu,” sambungnya.
Dia mengatakan, hasil karya seninya juga biasa dipesan oleh anak-anak sekolah dan para pegawai kantoran. Ia juga sangat senang dan mengerjakan karya seninya dengan sepenuh hati sehingga kerap kali menambahkan ornamen-ornamen lainnya sebagai wujud cintanya kepada tanah Papua.
“Saya berpesan, mari kita cintai karya seni Papua dan harapan saya Papua Barat dapat memberi bantuan bagi kami yang mempertahankan seni Papua. Puji Tuhan hari ini saya luncurkan satu karya seni rumah kaki seribu dengan judul ‘Aku Papua Barat’ dan baru saja laris terjual senilai Rp. 1 Juta. (MW)