JAKARTA, JAGAMELANESIA.COM – BP Berau Ltd (bp), operator LNG Tangguh dan bertindak atas nama kontraktor di bawah KKKS Tangguh dan perusahaan asal Jepang, Chubu Electric Power Co., Inc. (Chubu Electric) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk studi kelayakan rantai nilai CCUS dari Pelabuhan Nagoya, Jepang, termasuk potensi penyimpanan CO2 di lapangan Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, Indonesia.
Penandatanganan MoU BP yang bertindak atas nama kontraktor di bawah KKKS Tangguh yaitu MI Berau B.V., CNOOC Muturi Limited., Nippon Oil Exploration (Berau) Limited, KG Berau Petroleum Ltd., Indonesia Natural Gas Resources Muturi, Inc., KG Wiriagar Petroleum Ltd. Itu dilaksanakan pada Senin, 11 September 2023.
BP menyebut, Tangguh adalah produsen gas terbesar di Indonesia, menyumbang sekitar 20% dari produksi gas alam negara. Proyek CCUS Tangguh yang dioperasikan oleh bp merupakan proyek CCUS terdepan di Indonesia, dengan rencana pembangunan yang telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Indonesia pada tahun 2021, pekerjaan FEED yang sedang berlangsung dan final investment decision proyek yang direncanakan dalam waktu dekat. Dengan kapasitas penyimpanan sebesar 1,8 GtCO2, Tangguh berada di posisi yang tepat dan memiliki potensi besar untuk menjadi hub CCS pertama di negara ini bagi penghasil emisi domestik dan internasional.
“bp p.l.c., perusahaan induk bp, dan Chubu Electric bertujuan untuk mencapai nol bersih emisi CO2 dari operasinya pada tahun 2050. Kedua perusahaan bekerja untuk mendukung dekarbonisasi di sekitar Pelabuhan Nagoya, sebagai bagian dari ruang lingkup Nota Kesepahaman yang ditandatangani pada Februari 2023 untuk dekarbonisasi Jepang dan kawasan Asia,” dikutip dari Siaran Pers BP, Senin (11/9/2023).
Adapun Pelabuhan Nagoya merupakan pelabuhan terbesar di Jepang dalam hal volume kargo, terhitung 3 persen dari total emisi CO2 Jepang dan telah menetapkan target untuk mengurangi emisinya sebesar 46 persen pada tahun 2030, dibandingkan tahun 2013. Untuk berkontribusi pada pencapaian target tersebut, afiliasi bp dan Chubu Electric akan melakukan studi tentang penangkapan, agregasi, pemanfaatan dan pengangkutan CO2 ke lokasi penyimpanan CO2 di luar negeri untuk realisasi CCUS – seperti yang diumumkan pada 3 Februari 2023.
Berdasarkan MoU yang ditandatangani hari ini, kedua perusahaan akan menilai kelayakan penangkapan, agregasi, dan pencairan CO2 di Pelabuhan Nagoya untuk ekspor dengan transportasi melalui pengiriman CO2 untuk injeksi dan penyimpanan CO2 di pusat penyimpanan CO2 di Tangguh, Indonesia.
”bp dan Chubu memiliki hubungan yang telah terjalin lama, dan MoU ini menandakan kerja sama bp, Chubu Electric tandatangani MoU untuk evaluasi penyimpanan CO2 di Tangguh berkelanjutan kami untuk mendukung tujuan net zero Indonesia dan Jepang melalui inisiatif CCUS,” ujar Kathy Wu, selaku bp regional president Asia Pacific, gas & low carbon energy.
Sementara itu, CEO divisi bisnis global di Chubu Electric, Hiroki Sato menyampaikan bahwa langkah ini adalah tonggak penting bagi proyek CCUS Pelabuhan Nagoya untuk dapat menentukan dan menilai lokasi penyimpanan Tangguh dalam studi kelayakan yang akan dilakukan perusahaannya.
“Tangguh memiliki volume penyimpanan yang cukup besar. Kami akan bekerja sama dengan bp, berdasarkan penilaian kami terhadap potensi besar Tangguh sebagai tempat penyimpanan CO2, dengan tujuan memulai proyek pada tahun 2030 sejalan dengan target pemerintah Jepang,” tambahnya.
Bersama Chubu Electric, bp menyebut akan menggabungkan pengalaman bp p.l.c dalam mengembangkan proyek CCS skala besar dan pengetahuan Chubu Electric sebagai utilitas di wilayah Chubu untuk lebih mengeksplorasi solusi dekarbonisasi di Jepang dan kawasan Asia.
Di hari yang sama, BP Berau Ltd (bp), operator Tangguh dan bertindak atas nama kontraktor KKS Tangguh PSC yaitu MI Berau B.V., CNOOC Muturi Limited, Nippon Oil Exploration (Berau) Limited, KG Berau Petroleum Ltd., Indonesia Natural Gas Resources Muturi, Inc., KG Wiriagar Petroleum Ltd. –; GE Vernova Gas Power (NYSE: GE); CARBONCO Korea, perusahaan spesialis dalam solusi dekarbonisasi yang didirikan oleh DL E&C Co., Ltd (KRX: 375500); anak perusahaan PLN, PT. PLN Nusantara Power dan PT Jawa Satu Power (Jawa 1), pemilik PLTGU Jawa 1 – yang dimiliki bersama oleh pemegang saham Pertamina New and Renewables Energy, Marubeni dan Sojitz –; juga menandatangani MoU tentang studi kelayakan untuk mengembangkan rantai nilai CCUS dan solusi dekarbonisasi bagi pembangkit listrik tenaga gas di Indonesia.
Kolaborasi ini membahas seluruh rantai nilai CCUS, mulai dari penerapan teknologi penangkapan karbon di pembangkit listrik berbahan bakar gas hingga pengangkutan CO2 ke terminal impor dan ekspor, serta sequestration CO2 yang disimpan di Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, Indonesia. Ditandatangani pada 1st International & Indonesia CCS Forum 2023 yang berlangsung pada 11-12 September 2023, komitmen bersama ini sejalan dengan upaya untuk mendukung transisi energi Indonesia menuju masa depan rendah karbon secara cepat dan berskala besar, terutama di sektor pembangkit listrik.
“Sebagai perusahaan energi yang telah lama menjadi mitra strategis bagi Indonesia dan menjalankan proyek CCUS paling maju di negara ini, kami bertujuan untuk memainkan peran aktif dalam mencapai target Indonesia untuk mencapai Net Zero. Bersama dengan PLN Nusantara, Jawa 1, GE dan CARBONCO, kami akan membuka jalan bagi dekarbonisasi pembangkit listrik Indonesia dengan potensi injeksi CO2 di Tangguh,” ujar Kathy Wu.
Disebutkan, untuk tahap awal, di Tangguh, bp berencana untuk menyuntikkan 30+ juta ton CO2 kembali ke dalam reservoir, yang akan membantu memberikan produksi gas tambahan melalui enhanced gas recovery (EGR). Ini akan menjadi proyek CCUS skala besar pertama dengan EGR di dunia.
Sebagai perusahaan energi multinasional terkemuka yang telah beroperasi selama lebih dari lima dekade di Indonesia, bp mengklaim mempunyai pengetahuan dan keahlian global, teknologi dan kemampuan keuangan yang diperlukan untuk memajukan inisiatif CCUS/CCS di negara ini. (UWR)