PAPUA, JAGAMELANESIA.COM – Dua tukang ojek di Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah diserang orang tak dikenal (OTK) pada Jumat (23/12/2022). Keduanya adalah Uwi Hasan berusia 39 tahun dan Amrini berusia 50 tahun.
Uwi dan Amrini menderita luka parah akibat dibacok senjata tajam. Meskipun begitu, belum diketahui apakah OTK tersebut merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang seringkali beraksi di wilayah Papua.
“Terluka di bagian tangan, di pergelangan ujung siku,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal dikutip Sabtu (24/12/2022).
Pasca kejadian, kedua korban segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Hingga kini, insiden tersebut masih dalam penyelidikan guna mengungkap pelaku tindakan kriminal itu sekaligus motif dibalik perbuatannya.
“Masih diselidiki, belum tahu siapa pelaku penganiayaan,” ujar Ahmad Musthofa Kamal.
Serangan terhadap tukang ojek di Papua juga terjadi sebelumnya yang mengakibatkan 3 tukang ojek di Pegunungan Bintang meninggal dunia. Ketiganya kehilangan nyawa akibat ditembak oleh KKB di wilayah itu pada Senin, 5 Desember 2022 lalu.
Selain itu, KKB juga menembak mati seorang pegawai Bank Papua di Kabupaten Puncak, Papua pada Selasa, 13 Desember 2022. Berselang satu hari setelahnya, pada Rabu, 14 Desember 2022, KKB menyerang iring-iringan polisi di Kepulauan Yapen, Papua. Akibatnya, seorang warga sipil yang turut serta dalam rombongan polisi ini tewas tertembak di dada.
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dinilai mampu mengatasi separatisme di Papua. Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia, Boni Hargens, mengatakan Yudo Margono bisa mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
“Keputusan Presiden Jokowi yang memilih Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima TNI yang diharapkan dapat memberikan perspektif baru dalam menghadapi kerawanan situasi nasional sepanjang 2023 termasuk di Papua,” ujar Boni Hargens di acara rilis hasil survei nasional LPI di Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Dalam kesempatan itu, Boni menyebutkan bahwa hasil surveli LPI juga menunjukkan institusi TNI menjadi lembaga paling dipercaya publik dalam mencegah potensi ancaman 2023, setelah Badan Intelijen Negara (BIN).
Adapun hasil survei yang dimaksud mengenai lembaga negara yang dipercaya antisipasi potensi ancaman 2023 antara lain: 1) BIN: 2.9100 poin 2) TNI: 2.9050 poin 3) Polri: 2.9045 poin 4) Kementerian Pertahanan: 2.8950 poin 5) Kemenkopulhukam: 2.8920 poin 6) Kemendagri: 2.8810 7) Kementerian Agama: 2.8805 poin 8) Kementerian BUMN: 2.8710 poin 9) Kementerian Keuangan: 2.8669 poin 10) Kementerian Perekonomian: 2.8500 poin.
Sementara itu, empat indikator potensi ancaman tahun 2023 di Indonesia yang disampaikan Boni antara lain:
– Stabilitas Nasional dan Ancaman Resesi Ekonomi
– Politik Identitas
– Kekerasan Horizontal dan Separatisme Papua
– Terorisme dan Ancaman Ideologi
Menurut Boni, survei LPI tersebut menggunakan metode cluster sampling dengan melibatkan 900 responden. Margin off error dalam survei ini sekitar 2 persen, dengan tingkat kepercayaan 98 persen. Survei LPI ini dilakukan selama 17 hari yakni pada 5-16 Desember 2022. (UWR)