PEGUNUNGAN BINTANG, JAGAMELANESIA.COM – Masyarakat intelektual dan tokoh adat Pegunungan Bintang (Pegubin) menyatakan siap keluar dari NKRI apabila aspirasi Kabupaten Pegunungan Bintang tetap berada dalam wilayah administrasi Provinsi Papua tidak dipenuhi.
Masyarakat juga mengancam akan bergabung dengan Papua New Guenea (PNG) jika tetap dipaksakan masuk ke Provinsi Papua Pegunungan atau Papua Selatan pada pengesahan tanggal 30 Juni 2022 besok. Hal ini disampaikan oleh perwakilan tokoh intelektual Pegubin Yance Tapyor ST MAP.
“Kami masyarakat Pegubin dari 34 Distrik dan 277 kampung, siap menyatakan diri keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan bergabung dengan Papua New Guinea (PNG), jika dalam tiga UU DOB yang disahkan 30 Juni 2022, Kabupaten Pegunungan Bintang dikeluarkan dari Provinsi Papua sebagai provinsi induk dan masuk ke Provinsi Papua Pegunungan atau Papua Selatan,” ujar Yance Tapyor dalam keterangan persnya di Jayapura, Selasa (28/6/2022).
Ia mendesak pemerintah bersama DPR memperhatikan aspirasi masyarakat Pegubin dan segera mengamil sikap. Menurutnya, secara geografis Pegubin lebih dekat dengan Jayapura, bukan Wamena atau Merauke sehingga sesuai dengan tujuan pemekaran untuk mendekatkan rentang kendali pemerintahan.
Yance mengingatkan agar keputusan pemerintah pusat tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Jika tetap dipaksakan, Yance mengatakan akan meminta para pendatang di Pegubin kembali ke kampung masing-masing.
“Tidak boleh negara diintervensi oleh kepentingan tertentu. Jika tidak, tanggal 30 Juni kami akan naikan bendera PNG dan menyatakan diri bergabung dengan PNG. Dan kami minta teman-teman pedagang, silahkan naik Trigana keluar dari Pegubin kembali ke daerahnya masing-masing,” kata dia.
Yance menekankan, pernyataan itu bukan ancaman atau sikap mengemis melainkan mengingatkan pemerintah pusat, terutama Komisi II DPR dan Kemendagri untuk melihat peta dasar bahwa secara geografis, akses ekonomi, pendidikan dan kesehatan, Pegubin lebih dekat ke Jayapura. Untuk itu, kata dia lagi, Pegubin memang lebih tepat tetap berada di Provinsi Papua.
Hal yang sama juga diungkapkan Tokoh Adat, Andi Balyo. Jika aspirasi tidak dipenuhi, pihaknya mendesak Komisi II DPR dan Kemendagari segera memekarkan Pegunungan Bintang jadi 5 kabupaten, kemudian membentuk satu provinsi tersendiri dengan nama Provinsi Okmemin dalam waktu dekat bersamaan dengan tiga DOB.
“Jika tidak, kami para tokoh dari Pegunungan Bintang di hari pengesahan tiga DOB itu, akan ke Jakarta. Kami akan kibarkan bendera PNG dan menyatakan diri keluar dari NKRI dan siap bergabung ke PNG. Perlu dicatat bahwa di Pegubungan Bintang sebagian dari warga NKRI, sebagian juga adalah warga PNG. Secara budaya kami satu,” tegas dia.
Seperti diketahui, Bupati Pegubin Spei Yan Bidana dengan tegas menolak pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) di wilayah Pegunungan Tengah Papua dalam pertemuan bersama Komisi II DPR bersama seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Papua di Horison Hotel, Kota Jayapura, Sabtu (25/6/2022). Yan Bidana bahkan menyebut penolakan itu telah disampaikan kepada Presiden Jokowi.
“Mewakili rakyat pegunungan bintang, kami sudah nyatakan sikap dengan tegas dan telah disampaikan ke Presiden hal itu tidak bisa di cabut,” ungkap Yan Bidana dikutip Sabtu (25/6/2022).
“Kami tidak mau ke Papua Pegunungan Tengah maupun ke Papua Selatan. Kalau tidak setuju, berikan kami provinsi sendiri. Jika semua tidak disetujui, kasih kami masuk ke PNG,” tambahnya.
Bupati Spei Yan Bidana sebelumnya juga telah menyurati Komisi II DPR RI dan menginginkan agar Kabupaten Pegunungan Bintang tetap berada di wilayah administrasi Provinsi Papua. Namun, mayoritas fraksi yang hadir saat itu menghendaki Kabupaten Pegunungan Bintang masuk ke wilayah Provinsi Papua Pegunungan.
Bupati Spei Bidana menyampaikan empat alasan yang mendasari keinginan Kabupaten Pegunungan Bintang masuk ke Provinsi Papua sebagai provinsi induk.
Pertama, secara kultur, manusia Pegunungan Bintang menyebar ke arah Papua New Guniea dan kearah utara yaitu daerah Waris dan Senggi Kabupaten Keerom, Daerah Skouw Kota Jayapura, daerah Airu dan Nawa Kabupaten Jayapura.
Kedua, secara keagaaman, penyebaran agama Kristen Protestan dan Katolik memang masuk melalui wilayah Merauke tetapi untuk proses penyebarannya secara intens melalui Jayapura.
Ketiga, masyarakat Pegunungan Bintang secara ekonomi, pendidikan dan kesehatan lebih condong kearah Jayapura dari dulu walaupun secara administrasi masuk Kabupaten Jayawijaya waktu itu.
Keempat, Kabupaten Pegunungan Bintang memiliki wilayah budaya tersendiri yaitu wilayah kebudayaan Okmemin. (UWR)