BINTUNI, JAGAMELANESIA.COM – Aksi protes dari masyarakat adat marga besar Werbete terhadap PT. Wijaya Sentosa nampaknya mulai menemui titik terang.
Kerusakan kawasan konservasi tinggi milik marga besar Werbete ini membuat masyarakat adat Werbete geram hingga memasang palang di tengah jalan pengangkut logging PT Wijaya Sentosa.
Setelah sekitar lebih dari dua minggu dilakukan pemalangan, Edison selaku pimpinan PT. Wijaya Sentosa akhirnya bertemu dengan keluarga besar Marga Werbete untuk memikirkan dan mendiskusikan solusi terbaik dalam penyelesaian masalah ini.
Pada kesempatan ini, Edison bertemu dengan Sander Werbete, Maikel Werbete dan juga Arnol Werbete dalam upaya harmonisasi keluarga Werbete bersama pimpinan perusahaan. Sejumlah poin solusi diperoleh terkait dengan kebijakan perusahaan untuk menyelesaikan persoalan kerusakan hutan ini.
Beberapa diantaranya adalah pihak keluarga Werbete akan duduk bersama dan memutuskan bersama jalan terbaik terkait kerusakan di wilayah adat marga besar Werbete tersebut.
“Dan saat ini hasil rembuk bersama telah dituangkan dalam berita acara kesepakatan bersama untuk diserahkan kepada pimpinan perusahaan. Kemudian kita akan menunggu keputusan dari pihak manajemen,” ujar Maikel, Rabu (25/5/2022).
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan aktivitas pengangkutan kayu ke kapal masih dihentikan untuk sementara waktu. Penghentian ini dilakukan hingga mendapat jawaban dari pihak pimpinan PT Wijaya Sentosa.
Sebelumnya, keluarga besar Werbete telah bersepakat bersama dengan keluarga Werbete Waserei menuntut denda adat senilai Rp 42 Miliar atas pelanggaran yang terjadi. Akumulasi denda adat ini terdiri atas pelanggaran penebangan kayu Mating-Mating Jembatan Pancang penadah longsoran, material galian A dan C untuk Penimbunan Jalan. (MW)