Gempa bumi dengan magnitudo 4,9 terjadi di selatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku, pada Kamis (24/3) pukul 20.51 WIB. Sebanyak 42 rumah rusak akibat peristiwa itu.
“Laporan sementara menyebutkan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari melalui keterangan tertulis, Sabtu (26/3).
Abdul menjelaskan, saat gempa terjadi, warga merasakan guncangan kuat dengan durasi 1 hingga 2 detik. Hingga saat ini, warga tetap berjaga-jaga di luar rumah dan waspada terhadap gempa susulan.
Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Seram Bagian Barat menginformasikan wilayah terdampak gempa berada di Desa Kamarian, Kecamatan Kairatu.
Petugas tim reaksi cepat BPBD Kabupaten Seram Bagian Barat telah turun ke lapangan untuk melakukan kaji cepat. Petugas juga berkoordinasi dengan aparat desa untuk mendapatkan laporan dampak gempa tersebut.
BPBD Kota Ambon melaporkan warganya merasakan guncangan akibat gempa di selatan Kairatu. Guncangan terasa sedang selama 1 hingga 2 detik dan tidak ada kepanikan warga. Pascakejadian, BPBD Kota Ambon melakukan pemantauan kondisi wilayah terdampak guncangan.
Sebagai informasi, parameter gempa magnitudo 4,9 ini berpusat pada 12 Km tenggara Kairatu dengan kedalaman 10 km. Berdasarkan pemodelan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tidak memicu terjadinya tsunami.
Dilihat pada kekuatan guncangan yang diukur dengan skala MMI atau modified Mercalli Intensity, wilayah Kairatu pada IV MMI dan Ambon III MMI. Parameter ini mendeskripsikan pada siang hari guncangan dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Warga Tetap Waspada
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga tetap waspada dan siap siaga. Berdasarkan analisis inaRISK, sebanyak 11 kecamatan di Kabupaten Seram Bagian Barat memiliki potensi gempa dengan kategori sedang hingga tinggi. Salah satu wilayah dengan potensi bahaya tersebut yaitu Kecamatan Kairatu.
Warga diharapkan dapat melakukan evakuasi mandiri dengan aman saat terjadi gempa, tentunya dengan memperhatikan parameter terlebih dahulu yang diidentifikasi oleh setiap keluarga. BNPB mengingatkan korban jiwa terjadi bukan disebabkan fenomena gempa, tetapi bangunan tidak tahan gempa.
Warga juga diimbau untuk tak terpancing isu tidak benar soal gempa yang mungkin tersebar melalui media atau jejaring sosial.