RAJA AMPAT, JAGAMELANESIA.COM – Senator Filep Wamafma menghadiri perayaan Natal Biak se-Sorong Raya, yang berlangsung di Gedung Pari, Raja Ampat, pada Sabtu, 4 Desember 2021.
Dalam sambutannya, Filep menyampaikan, Papua ibarat nilon mancing yang terlingkar. Ia menjelaskan bahwa nilon yang terlingkar hanya dipahami oleh seorang nelayan yang profesional, untuk tekun merangkai kembali nilon yang terlingkar tersebut agar dapat dipergunakan lagi.
Menurut Filep, ilustrasi nilon ini sesuai dengan spirit bersama untuk membangun tanah Papua. Ia mengatakan, dalam membangun Papua tidak perlu saling menjatuhkan satu sama lain, terlebih sesama orang asli Papua. Artinya setiap upaya penyelesaian yang disampaikan oleh sesama orang Papua sudah barang tentu murni untuk kemajuan Papua.
“Jadi Papua ini dapat diilustrasikan seperti nilon mancing yang terlingkar, sebab hanya dirangkai oleh seorang nelayan, namun kalau kita yang bukan nelayan akan jenuh untuk merangkai kembali nilon terlingkar tersebut, dan pada akhirnya kita memutuskan nilon itu dan dibuang,” ujar Filep.
Pada kesempatan itu Filep pun, mengajak suku Biak untuk tidak perlu menjadi orang yang suka menghakimi sesama orang Biak. Sebaliknya, menjadikan momentum perayaan Natal suku Biak untuk tetap bersatu dan menatap masa depan yang lebih baik di daerah ini.
Menurutnya, Papua ini masih membutuhkan suku Biak untuk lebih maju dalam segala bidang. Artinya, talenta-talenta yang diberikan Tuhan kepada suku Biak sangat luar biasa, maka talenta yang sudah diberikan harus diberdayakan dengan baik, untuk membangun Papua dan memperkuat suku Biak ke depannya.
“Suku Biak sudah kuat tetapi masih menggunakan istilah ko itu siapa, apa yang ko buat, namun hal itu muncul awal mula dalam suku ini. Sebab ada istilah bahwa saya boleh (ayah kada).”
“Oleh karenanya, maka melalui momentum Natal ini, maka kita gunakan cerminan kasih Tuhan dalam kehidupan kita sekalian untuk membangun suku ini lebih baik lagi.
Mengakhiri sambutannya Filep Wamafma seraya memberikan pesan kepada suku Biak, bahwa saling mengasihi dalam Tuhan jauh lebih penting, dibanding saling menyalahkan dan menjatuhkan sesama suku Biak, ini semua demi kemajuan Papua kedepan khususnya suku Biak,” tutupnya.(ST).