BerandaOpiniRefleksi Sumpah Pemuda: Ini catatan Aktifis Perempuan

Refleksi Sumpah Pemuda: Ini catatan Aktifis Perempuan

HALMAHERA SELATAN, JAGAMELANESIA.COM – Dalam rangka merefleksikan hari Sumpah Pemuda yang ke 93, menggelitik hampir semua kalangan maupun elemen, tidak terkecuali Santi Yallo, salah satu aktifis perempuan Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut), juga mengambil bagian dalam momentum ini.

“Santi kepada tim jagamelanesia.com, melalui pres rilisnya, Rabu (27/10) menyampaikan bahwa di hari bersejarah ini, tepatnya 28 Oktobber 2021 kita mengenang dan memperingati hari sumpah pemuda dengan berbagai kegiatan baik ceremony maupun aksi solidaritas, dan dialog kepemudaan di sudut-sudut Kota hingga pelosok Desa, tidak lain adalah menyuarakan hak dan kewajiban dalam mengawal pembangunan Bangsa, yang merupakan komitmen dan cita-cita pemuda yang terhimpun dalam bingkai bhineka tunggal ika.

Menurut wanita yang juga merupakan mantan anggota KPU Halsel ini, bahwa Pemuda tidak hanya nenjadi Agen Of Change tetapi juga Agen Of Develompmen dalam pembangunan Bangsa, maka yang harus di miliki pemuda adalah sikap kritis, kreatif dan soluktif dalam menyelesaikan berbagai persoalan.

“Pemuda dengan latar belakang suku, ras, etnis, ormas, yang berbeda bukan menjadi penghalang dalam bertindak, tetapi dengan perbedaan dapat menyatukan visi, misi serta persepsi yang konstruktif dan akuntabel dalam membangun bangsa ini. Program pemerintah dalam kurun waktu kurang lebih 6 tahun memfokuskan pembangunan mulai dari Desa,” ujarnya.

Lanjut Santi, karena Desa menjadi kekuatan bangsa, dengan di gulirkankannya Dana Desa (DD) sebagai penunjang pemerintahan dalam bidang, pembangunan pemberdayaan, serta pembinaan yang dalam pelaksanaannya di butuhkan pengawasan yang baik bagi semua masyarakat dan khsusnya pemuda sebagai garda terdepan, yang memiliki kompeten dan kemampuan intelektual untuk mengawal dan memberikan solusi dalam mengawasi pemerintah.

Perempuan kelahiran ibu yang juga mantan camat di 3 kecamatan ini juga menuturkan, banyak sudah terjadi penyimpangan dan penyalagunaan kewenangan dan akhirnya berdampak pada ketidaknyamanan dan keamanan BNI Desa, tidak ada lagi trust dan di batasi control masyarakat dalam pembangunan desa.

“Saat inilah waktunya pemuda bergerak dan bertindak mengawal aspirasi dan hak-hak masyrakat secara tuntas agar terpenuhinya kesejahteraan hidup dan peningkatan infra struktur desa guna mencapai sustaneble development (pembangunan yang berkelanjutan),” Tutupnya (ST).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru