BerandaDaerahKapasitas Berlebih, Yulius Paath Minta Lapas Manokwari Segera Direlokasi

Kapasitas Berlebih, Yulius Paath Minta Lapas Manokwari Segera Direlokasi

MANOKWARI, JAGAMELANESIA.COM – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (lapas) ManokwariYulius Paath berharap agar Lapas Manokwari dapat segera direlokasi. Menurutnya, kondisi lapas yang telah jauh melebihi kapasitas menyebabkan Lapas tidak layak dihuni ratusan narapidana (napi).

Saat di wawancarai jagapapua.com pada Kamis (27/5), Yulius Paath mengatakan kapasitas Lapas Manokwari hanya sekitar 84 napi. Akan tetapi hingga kini telah dihuni oleh lebih dari 300 napi. Selain itu, kondisi fisik bangunan lapas juga sudah tidak layak. Menurutnya, relokasi lapas adalah kebutuhan mendesak dan harus segera dilakukan.

“Kita melihat saat ini tembok bangunan yang sudah ditambal sulam dengan tempelan sana sini dapat terpijak penghuni lapas dan bisa menjadi celah melarikan diri. Dan kita melihat bangunan dalam lapas yang dibuat untuk bengkel kayu dan alat perlengkapan bengkel sekarang sudah dibuat sebagai tempat untuk penghuni lapas,” ujar Yulius.

Ia menambahkan, saat ini peralatan bengkel, tukang kayu dan lain-lain sudah berada di ruangan atau kamar-kamar napi. Hal itu menyebabkan kondisi rentan dan rawan bagi penjaga lapas. Ia menekankan kembali kebutuhan relokasi sangat mendesak berkaitan dengan penjagaan napi dan keamanan lapas.

“Untuk sarana prasarana yang berada di ruangan lapas sangat tidak layak dari aspek keamanan. Selain tersekat-sekat, kita juga membutuhkan aspek keamanan yang banyak, karena sekarang ini jumlah personel juga sangat terbatas untuk Lapas Manokwari. Meskipun dengan adanya penambahan napi, ruangan sudah kita buatkan penambahan blok-blok karena penambahan tahanan itu yang kita tidak bisa mengawasi, ini sangat mengundang gangguan Kambitmas dalam lapas,” jelasnya.

Menurutnya, kondisi saat ini membuat pihaknya kesulitan untuk melakukan pengawasan dan juga mencakup tempat beribadah, gereja dan masjid menjadi sangat retan bagi napi untuk melarikan diri. Selain itu, kondisi tersebut juga rawan terhadap adanya pelemparan ganja dan sabu karena bangunan terpisah dan pengamanan sangat berkurang.

“Jika napi yang mengikuti ibadah sekitar 100 dan petugas penjagaan hanya satu personel, maka kondisi itu rentan bagi kami,” jelasnya.

Selain itu, poli klinik yang sebelumnya sangat luas juga telah digunakan sebagai tempat hunian napi. Sehingga ruang klinik kini sangat kecil dan menghambat pelayanan kesehatan. Telebih, hanya ada satu petugas yaitu perawat, sedangkan yang dibutuhkan juga petugas medis kedokteran.

“Apabila napi mengalami penyakit yang sangat darurat akhirnya kita harus rujuk ke Rumah Sakit Umum Manokwari. Untuk saat ini yang mengalami masalah di Lapas Manokwari satu-satunya harus direlokasi, karena sangat menggangu Kamtibmas dan bahkan pelayanan. Satu-satunya jalan menangani permasalahan ini adalah relokasi,” tutupnya. (Rolly)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru