KAWASAN PASIFIK, JAGAMELANESIA.COM – Ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin meruncing. Markas Besar Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pentagon tengah berencana membangun pangkalan pertahanan rudal baru di Pasifik. Pembangunan pangkalan rudal tersebut merupakan bagian dari strategi untuk meredam kemungkinan ekspansi militer Tiongkok ke wilayahnya di kawasan pasifik.
Menurut Komando Indo-Pasifik AS, Laksamana Philip S. Davidson, AS harus memiliki langkah cepat, tepat dan strategis untuk melindungi wilayah Pasifiknya yang terletak di timur Filipina dan tenggara Shanghai dari ancaman serangan Tiongkok. Menurutnya, pembangunan di Guam adalah target yang sedang direncanakan hari ini.
“Guam adalah target hari ini, perlu dipertahankan, dan perlu dipersiapkan untuk ancaman yang akan datang di masa depan. Guam bukan hanya tempat yang kami yakini dapat kami lawan, seperti yang kami miliki selama beberapa dekade – kami harus berjuang untuk itu,” jelas Philip Davidson seperti dikutip dari ABC News pada Jumat (19/3/2021).
Rencana pembangunan pangkalan rudal di Guam merupakan bagian dari strategi pencegahan AS di kawasan Pasifik atau Pacific Deterrence Initiative (PDI). PDI merupakan strategi AS yang bertujuan untuk meredam dominasi Tiongkok di kawasan pasifik. Strategi pencegahan yang dibangun AS tersebut serupa dengan strategi yang dilakukan oleh negara-negara Eropa (Europan Deterrence Initiative) saat meredam dominasi dan ekspansi Rusia ke wilayahnya.
Sebagaimana dilaporkan ABC News (19/3), Pentagon sedang menghimpun dana untuk pembangunan sistem pertahanan sesuai dengan UU Pencegahan Indo-Pasifik atau the Indo-Pacific Deterrence Act.
“Pentagon sedang mencari $ 77 juta ($ 98 juta) untuk membangun sistem pertahanan udara dan rudal terintegrasi berbasis darat dan sistem pengiriman senjata terkait di Guam, sebagaimana diuraikan dalam Undang-Undang Pencegahan Indo-Pasifik,” tulis ABC News (19/3/2021).
Selain itu, AS juga tengah melakukan pembahasan untuk mengembangkan sistem pertahanan berbasis di darat dan berkemampuan menembak target jadi jarak lebih dari 500 km serta pembahasan sistem dengan kemampuan perang di bawah tanah. AS juga merencanakan adanya pengembangan kemitraan militer dengan Australia. (UWR)