TERNATE, JAGAMELANESIA.COM – Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara dalam hal kebijakan memenuhi kebutuhan beras jangka waktu setahun hanya mencapai 109.000 ton.
Dengan total luas sawah yang dimiliki seluas 13.500 hektar itu, menurut Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara, M Rizal Ismail, hanya mampu memproduksi sebesar 21.000 ton.
Rizal mengaku, Dinas Pertanian sejauh ini belum maksimal memenuhi kebutuhan beras di Maluku utara.
“Memang kita akui sejauh ini, belum bisa penuhi kebutuhan beras di Maluku Utara. Jadi sudah tentunya mau tidak mau harus imporT,” ucap Rizal ketika di konfirmasi tim Jagamelanesia.com, Selasa (16/03).
Rizal mengatakan, ada strategi yang harus dilakukan untuk mendongkrak kebutuhan itu, yang mana harus ada intensifikasi atau pengolahan lahan pertanian.
“Untuk meningkatkan hasil produksi pertanian dengan membuka lahan baru didaerah yang memiliki rawa, mestinya berbagai sarana produksi seperti irigasi, mesin produksi, dan mesin pertanian itu dipergunakan sebaik-baiknya.” jelasnya.
Rizal menambahkan, kalau di bandingkan Maluku Utara yang dalam satu tahun hanya sekali tanam sementara daerah Jawa satu tahun dengan empat kali tanam, maka hal tersebut dimaksudkan bahwa daerah tersebut harus memiliki irigasi.
“Daerah-daerah yang memiliki irigasi yang sangat baik misalnya di daerah Kao Barat, Wasilei dan Morotai, dan itu pun dalam setahun produksinya sangat kecil, berbeda dengan pertanian yang ada di Jawa.” tuturnya.
Atas dasar itulah Rizal menyebutkan di tahun kemarin sudah ada langkah koordinasi dengan Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten dan Balai Wilayah Sungai (BWS) yang mempunyai kapasitas membangun irigasi di tiap-tiap wilayah pertanian.
“Daerah-daerah yang disebutkan sangat membutuhkan air. Akan tetapi, kita hanya punya kewenangan merahibilitas irigasi tersier kuarter, selebihnya berada di kebijakan PU dan pihak BWS.” terangnya .(kj)
